Nama saya Suparni, lahir di Madiun 15 Juli 1962. Bekerja di SMAN 1 Dolopo menjadi tenaga honorer sejak tahun 1986 sampai 2007. Diangkat menjadi PNS tahun 2007 sampai sekarang. Semoga SMAN 1 Dolopo semakin maju
Tujuan Pendidikan membentuk manusia yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur. Ditinjau dari segi bahasa, kata “pendidikan” mengandung arti membentuk manusia berbudi pekerti yang luhur. Sasaran utamanya adalah ” moral atau akhlaq”. Berbeda dengan kata ” pengajaran” mengandung arti membentuk manusia yang cerdas, berpikir kreatif, inovatif. Sasaran utamanya adalah otak/ pikiran. Kedua kata tersebut di atas ( pendidikan dan pengajaran) yang sasarannya berbeda, harus disatukan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh yaitu membentuk manusia yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur. Bertolak dari tujuan pendidikan itu, maka kedua-duanya harus tercapai. Sebab kalau tidak berbahaya, pincang, atau tidak seimbang. Cerdas (pintar) tetapi tidak memiliki budi pekerti yang luhur berbahaya. Kecerdasannya akan digunakan untuk kejahatan, merugikan orang lain, seperti orang cerdas ( pinter) di bidang IT, kepintarannya untuk kejahatan di IT. Contoh membobol uang di ATM dengan menggunakan teknologi. Demikian pula sebaliknya, budi pekertinya luhur, moralnya baik, tetapi bodoh ( tidak cerdas alias tolol), akan mudah ditipu, mudah dipengaruhi orang-orang yang cerdas, tapi jahat ( bermoral jahat) atau tidak memiliki budi pekerti luhur. Maka dari itu tujuan pendidikan kedua-duanya (cerdas dan berbudi pekerti luhur harus tercapai. Sekian. Penulis Drs.Kasim. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMAN 1 Dolopo, Madiun.
Tujuan Pendidikan membentuk manusia yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur. Ditinjau dari segi bahasa, kata “pendidikan” mengandung arti membentuk manusia berbudi pekerti yang luhur. Sasaran utamanya adalah ” moral atau akhlaq”. Berbeda dengan kata ” pengajaran” mengandung arti membentuk manusia yang cerdas, berpikir kreatif, inovatif. Sasaran utamanya adalah otak/ pikiran. Kedua kata tersebut di atas ( pendidikan dan pengajaran) yang sasarannya berbeda, harus disatukan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh yaitu membentuk manusia yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur. Bertolak dari tujuan pendidikan itu, maka kedua-duanya harus tercapai. Sebab kalau tidak berbahaya, pincang, atau tidak seimbang. Cerdas (pintar) tetapi tidak memiliki budi pekerti yang luhur berbahaya. Kecerdasannya akan digunakan untuk kejahatan, merugikan orang lain, seperti orang cerdas ( pinter) di bidang IT, kepintarannya untuk kejahatan di IT. Contoh membobol uang di ATM dengan menggunakan teknologi. Demikian pula sebaliknya, budi pekertinya luhur, moralnya baik, tetapi bodoh ( tidak cerdas alias tolol), akan mudah ditipu, mudah dipengaruhi orang-orang yang cerdas, tapi jahat ( bermoral jahat) atau tidak memiliki budi pekerti luhur. Maka dari itu tujuan pendidikan kedua-duanya (cerdas dan berbudi pekerti luhur harus tercapai. Sekian. Penulis Drs.Kasim. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMAN 1 Dolopo, Madiun.
matur suwun Bopo Kasim, Wejangannya akan kami implementasikan