LERENO SIK TO PAK, KOYO KERJO MELU LONDO AE

0
2485

Ungkapan judul di atas sering saya dengar dari orang-orang sekitar…he…he….apalagi di tengah-tengah kesibukan menangani aplikasi ujian berbasis komputer yang tiada habis permasalahan teknisnya, setiap saat tidak mengenal jam dan hari selalu ada update yang segera harus dilakukan.

Bagi kita terutama masyarakat Jawa, sudah sangat akrab dengan sebutan Londo. Bahkan orang-orang tua di atas kita menyebut semua orang asing dengan sebutan Londo. Saya masih ingat nenek saya ketika menonton acara film serial barat di televisi selalu bertanya kepada saya, “Le…kuwi Londo Amerika opo Londo Inggris ?”

Dengan menahan tawa saya jawab “Londo Amerika, mbah”

Tidak bisa dipungkiri, bangsa Belanda (yang disebut Londo tadi) memang memberi kesan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, karena mereka dulu menjajah bangsa Indonesia selama lebih dari 3 abad. Menurut cerita dari orang-orang tua, Londo berkulit putih, bermata biru, berambut pirang dan berperawakan tinggi, sehingga kalau melihat sosok yang seperti itu, pasti disebut Londo, walaupun bukan orang Belanda. Alhasil semua wisatawan asing (terutama Eropa dan Amerika) yang berkunjung ke tanah air, pasti disebut Londo.

Menurut sejarah, pada jaman penjajahan Belanda dulu, banyak yang ditangkap dan dipekerjakan dengan paksa (ada yang menyebut kerja Rodi) untuk pembangunan infrastruktur seperti bendungan, gedung, jalan raya, rel kereta dan sebagainya, yang hingga saat ini masih banyak yang berfungsi dengan baik karena memang kualitasnya yang tinggi. Saya punya teman semasa SMA dulu yang tinggal di perumahan karyawan pembangkit listrik tenaga air di Giringan, Kare, yang semuanya rumah peninggalan jaman Belanda termasuk fasilitas PLTA-nya. Dia pernah bercerita mau memasang kabel antena televisi kemudian rencana mau dilewatkan plafon. Ternyata membuat lubang di plafon gagal karena kerasnya bahan yang digunakan. Termasuk memaku tembok rumah susahnya minta ampun karena kerasnya tembok rumah walaupun sudah berumur puluhan (bahkan mungkin ratusan) tahun.

Kerja paksa itulah yang juga “berkesan” sehingga melahirkan istilah “kerjo koyo melu Londo” dengan asumsi kerja terus-terusan tanpa mengenal lelah dan waktu. Londo dan orang-orang Eropa serta masyarakat barat lainnya memang mempunyai kebiasaan yang sangat berbeda dengan bangsa timur terutama bangsa Indonesia. Selama ini kita sebagai bangsa timur banyak menganggap bahwa orang-orang Londo itu tak bermoral. Mungkin opini itu ada benarnya juga kalau dilihat dari segi pergaulan dan gaya hidup mereka yang cenderung bebas tanpa batas. Tetapi ada satu hal yang juga sangat berbeda dengan kita yaitu masalah KEDISIPLINAN. Seperti halnya kedisiplinan atau bicara soal ketepatan waktu, mereka begitu disiplin dengan apa yang mereka rencanakan. Contohnya jika ada jadwal jam 07.30 maka mereka sudah siap pada jam itu, bahkan beberapa puluh menit sebelumya mereka sudah siap. Berbeda dengan kebiasaan dalam masyarakat kita, 07.30 itu bukan jadwal mulainya tetapi ancang-ancang berangkat dari rumah, sehingga paling cepat 08.00 hanya segelintir yang datang. Lebih parahnya lagi, yang sangat terlambat datang juga tidak ada beban sedikitpun malah memberi olok-olok “koyo kerjo melu Londo ae” kepada yang rajin datang di awal waktu.

Selain masalah kedisiplinan, mereka para Londo juga konsekuen dengan apa yang mereka katakan, serta lebih menghargai pekerjaan sekecil apapun yang orang lain lakukan. Tak berat mereka mengucapkan terimakasih, maaf dan tolong jika menghendaki sesuatu. Meskipun tidak semua “londo-londo” itu berperilaku baik, begitu pula dengan masyarakat kita yang tidak semuanya suka tidak on time atau suka dengan jam karet.

Di samping pandangan negatif tentang mereka bangsa barat, sebaiknya kita juga bisa mengambil banyak contoh baik dari mereka. Seperti dalam ketekunan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi agar kita juga mampu maju seperti mereka dan tetap bermartabat dengan etika juga agama yang tetap terjaga sebagai sendi bangsa.

MAN JADDA WAJADA Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan (keberhasilan)

Keep FIGHT with no surrender !!!

(Lab Komputer 1, di sela-sela rehat USBN-BKS dan UNBK 2019)

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY